Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

HUTAN MAGROVE KULON PROGO

Gambar
Hutan magrove kulon progo adalah   adalah dimana banyak tumbuhan atau tanaman  bakau yang dipengararuhi oleh pasang surut air laut yang ada dikulon progo.Sekarang  banyak wisata yang menyuguhkan adanya tumbuhan ini,contohnya dikulon progo yang banyak dikunjungi masyarakat.Disana banyak wahana yang mungkin banyak diminati pengunjung,disana bisa menjadi kan salah sati ikon untuk berfoto-foto bersa keluarga,pasangan,maupun hanya.

WISATAKU DAN BUDAYAKU

Gambar
JODHANGAN GOA CERME        Desa Selopamioro memiliki berbagai kegiatan sosial dan seni budaya. Salah satu kegiatan budaya adalah Jodhangan. Upacara ini dilaksanakan di pelataran Goa Cerme di perbukitan Imogiri yang terletak di dusun atau Srunggo I dan Srunggo II. Upacara Jodhangan ang sudah berlangsung turun temurun. Sesuai tradisi, upacara tersebut dilaksanakan Ahad Pahing di bulan Besar (Dzulhijjah) menurut kalender Jawa.Upacara diawali dengan menggunting buntal kemudian dilaksanakan kirab 18 jodhang di balai desa Selopamioro menuju gua cerme sejauh 1 kilometer, dipikul dengan jalan kaki. Sebagian besar warga Srunggo, terutama yang mengikuti kirab, mengenakan busanajawa. Sebagai rangkaian upacara budaya, sebelumnya diadakan bersih desa yang mengandung makna menjauhkan warga Srunggo dari hal-hal yang sifatnya negatif, seperti hubungan antar warga yang tidak harmonis, lunturnya semangat untuk memajukan daerah dan sebagainya           Di dalam jodhang atauusungan itu be

WISATA KEDUNG TOLOK

Gambar
Wisataku Obyek Wisata Kedung Tolok    Kedung Tolok ini adalah air terjun musiman di wilayah Selopamioro, Imogiri. Lokasinya  di tengah desa yang berada di pinggir jalan Imogiri-Siluk. Kedung Tolok juga terkadang disebut sebagai Curug Kajor atau Curug Siluk. Keunikan dari  Grojogan Kedung Tolok adalah air terjunnya yang memiliki kolam besar dan suasana yang sejuk sehingga betah berlama-lama disana.  Obyek Wisata Goa Cerme Goa Cerme adalah gua peninggalan sejarah, memiliki panjang 1,5 km yang tembus hingga sendang di wilayah desa Ploso, Giritirto, Kabupaten Gunungkidul. Kata cerme berasal dari kata ceramah yang mengisyaratkan pembicaraan yang dilakukan Walisongo. Goa Cerme dulunya digunakan oleh para Walisongo untuk menyebarkan agama Islam di Jawa. Selain itu, goa Cerme juga digunakan untuk membahas rencana pendirian Masjid Agung Demak.